BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi bisa dimaknai
sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing (individu) agar dapat
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang
mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
Menurut Winkel &Sri
Hastuti (2006: 118-119) bimbingan pribadi berarti bimbingan dalam memahami
keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya
sendiri, dalam mengatur diri sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya. Prayitno
(1997:63) mengartikan layanan bimbingan pribadi adalah membantu siswa menemukan
dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mantap
dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
Pendapat
lain yang dikemukakan Hibana S. Rahman (2002:39) bahwa layanan bimbingan
pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan
dan mengembangkan diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan
mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Sedangkan Dewa Ketut Sukardi
(1997: 23) menjelaskan bahwa bimbingan pribadi berarti membantu siswa menemukan
dan mengembangkan pribadi yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan
mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
Berdasarkan pendapat-pendapat di
atas, dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan pribadi adalah salah satu
kegiatan layanan bimbingan untuk siswa agar dapat mengembangkan dirinya
sehingga mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki
untuk membantu konseling atau siswa dalam memahami keadaan dirinya baik fisik
maupun psikis, memahami akan makna diri sebagai makhluk Tuhan serta pemahaman
akan segala kelebihan dan potensi diri yang dimiliki demi tercapainya kualitas
hidup yang lebih baik.
B. Aspek-Aspek
Bimbingan Pribadi
Pengembangan pribadi siswa melalui pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah dan madrasah bisa diwujudkan melalui layanan bimbingan
pribadi. Bimbingan pribadi adalah jenis bimbingan yang membantu para siswa
dalam mengahadapi dan memecahkan masala-masalah pribadi. Diatas telah
disebutkan bahwa masalah individu ada yang berkenaan dengan tuhannya dan ada
yang berkenaan dengan dirinya sendiri. Bidang pengembangan pribadi siswa
mencakup keduanya, yakni mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa yang
menyangkut dengan tuhan dan dirinya sendiri.
Masalah atau problema individu yang berhubungan dengan tuhannya
seperti sulit untuk menghadirkan rasa takut (takwa), rasa taat, dan rasa bahwa
dia selalu mengawasi perbuatan individu. Akibat selanjutnya dari problem itu
adalah timbul rasa malas dan enggan melakukan ibadah dan ketidakmampuan untuk
meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah Swt. Problem
individu yang berkenaan dengan dirinya sendiri misalnya kegagalan bersikap
disiplin dan bersahabat dengan hati nuraninya sendiri, yakni hati nurani yang
selalu mengajak, menyeru dan membimbing kepada kebaikan dan kebenaran Tuhannya.
Akibat lanjutnya adalah timbul sikap was-was, ragu-ragu, prasangka buruk, lemah
motivasi, dan tidak mampu bersikap mandiri dalam melakukan segala hal.
Dalam situasi tertentu, kadang-kadang individu dihadapkan
pada suatu kesulitan yang bersumber dari dalam dirinya sendiri. Masalah ini
timbul karena individu merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan
diri dengan hal-hal dalam dirinya. Konflik yang berlarut-larut, frustasi, dan
neurosis merupakan sumber timbulnya masalah pribadi. Masalah pribadi juga
timbul akibat individu gagal dalam mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di
satu pihak dan keadaan lingkungan di pihak lain.
Menurut Surya dan Winkel (1991), aspek-aspek persoalan
individu yang membutuhkan layanan bimbingan pribadi adalah: (a) kemampuan
individu memahami dirinya sendiri, (b) kemampuan individu mengambil keputusan
sendiri, (c) kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut keadaan
batinnya sendiri, misalnya persoalan-persoalan yang menyangkut hubungannya
dengan Tuhan.
C.
Tujuan
Bimbingan Pribadi
Layanan bimbingan pribadi
bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap, tangguh, mandiri,
serta sehat jasmani (Aminuddin Najib, 1997:8). Hal ini sesuai dengan pendapat
Prayitno (1997:65) bahwa tujuan layanan bimbingan pribadi adalah membantu siswa
menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Hal ini sesuia dengan
pendapat Dewa Ketut Sukardi (2000:39) menyatakan bahwa layanan bimbingan
pribadi bertujuan membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat
jasmani dan rohani.
Hibana S Rahman, (2003:41) yang
menyatakan bahwa layanan bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa untuk
menemukan dan mengembangkan diri pribadi-nya sehingga menjadi pribadi yang
mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Menurut Syamsu Yusuf & Achmad Juntika Nurihsan (2010: 11)
Bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan
kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini
merupakan layanan yang mengarah pada pencapain pribadi yang seimbang dengan
memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang
dialami oleh individu.
Dari pendapat tersebut
bimbingan pribadi bisa diarahkan juga untuk membantu seseorang dalam memahami
keadaan dirinya, baik kekurangan maupun kelebihan atau potensi-potensi yang
bisa dikembangkan untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik dan membantu
anak didik agar dapat menguasai tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahap
perkembangannya secara optimal.
D.
Bentuk Bentuk Layanan Bimbingan Pribadi
Ada
beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi, yaitu pertama, layanan
informasi. Informasi tentang tahap-tahap perkembangan dapat mencakup
perkembangan dapat menjakup perkembangan: (a) fisik, (b) motorik, (c) bicara,
(d) emosi, (e) sosial, (f) penyesuaian sosial, (g) bermain, (h) kreativitas,
(i)pengertian, (j) moral, (k) seks, (l) perkembangan kepribadian. Sedangkan
informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat mencakup informasi
tentang: (a) ciri ciri masyarakat maju, (b)makilm pengetahuan, dan
(c)pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia.
Kedua,
pengumpulan data . data yang dikumpulkan berkenaan dengan layanan bimbingan
pribadi dapat mencakup : (a) identitas individu seperti nama lengkap, nama panggilan,
jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, alamat, bahasa daerah, anak ke,
orang tua dan lain-lain, (b) kejasmanian an kesehatan, (c) riwayat pendidikan,
(d) prestasi, (e) bakat, (f) minat, dan lain-lain
Ketiga,
orientasi. Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi mencakup: suasana,
lembaga dan objek pengembangan pribadi seperti lembaga pengembangan bakat,
pusat kebugaran, dan latihan pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dan
lain sebagainya.
E. Ruang
Lingkup Bimbingan Pribadi
Menurut Winkel & Sri Hastuti (2006: 118-119) bimbingan
pribadi yang diberikan dijenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi
sebagian disalurkan melalui bimbingan kelompok dan sebagian lagi melalui
bimbingan individual, serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1) Informasi tentang fase atau
tahap perkembangan yang dilalui oleh siswa remaja dan mahasiswa, antara lain
tentang konflik batin yang dapat timbul dan tentang tata cara bergaul yang
baik. Termasuk disini apa yang disebut dengan sex education, yang
tidak hanya mencakup penerangan seksual, tetapi pula corak pergaulan antara
jenis kelamin.
2) Pengumpulan data yang
relevan untuk mengenal keprbadian siswa, misalnya sifat-sifat yang tampak dalam
tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan.
Rahman menjelaskan ruang lingkup materi bimbingan pribadi
sebagai berikut:
1) Pemantapan sikap dan
kepribadian yang agamis yang senantiasa mendekatkan diri kepada yang khaliq
melalui peningkatan kualitas iman dan taqwa. Agama menjadi kendali utama dalam
kehidupan manusia.
2) Pemahaman tentang kemampuan
dan potensi diri serta pengembangannya secara optimal. Setiap manusia memiliki
potensi yang luar biasa yang dikembangkan secara optimal dan hanya sedikit
orang yang mau menyadari.
3) Pemahaman tentang bakat dan
minat yang dimiliki serta penyalurannya. Setiap orang memiliki bakat dan minat,
namun hal itu kurang mendapat perhatian sehingga penyaluran dan pengembangannya
kurang optimal.
4) Pemahaman tentang
kelebihan-kelebihan yang dimiliki serta bagaimana mengembangkannya. Setiap
individu punya kelebihan, hal itu yang harus dijadikan sebagai fokus.
5) Pemahaman tentang kekurangan
dan kelemahan yang dimiliki serta bagaimana mengatasinya. Memahami kekurangan
diri mendorong seseorang untuk menyempurnakan diri.
6) Kemampuan mengambil
keputusan serta mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambil.
Keberanian mengambil keputusan secara cepat dan tepat perlu dilatih dan
dikembangkan.
7) Perencanaan dan pelaksanaan
hidup sehat, kreatif, dan produktif. Pola hidup dan pola pikir yang sehat akan
menjadikan pribadi yang sehat dan berkualitas(http://abudaud2010.blogspot.com/2010).
Dalam bidang bimbingan pribadi, Prayitno
(1998:63) merinci ruang lingkup bimbingan pribadi menjadi pokok-pokok berikut:
1. Pemantapan sikap dan kebiasaan
serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Pemantapan pemahaman tentang
kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa
depan.
3. Pemantapan pemahaman tentang
bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya pada / melalui
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
4. Pemantapan pemahaman tentang
kelemahan diri dan usaha-usaha penanggu-langannya.
5. Pemantapan kemampuan mengambil
keputusan.
6. Pemantapan kemampuan mengarahkan
diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
7. Pemantapan dalam perencanaan dan
penyelenggaraan hidup sehat baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
Hibana S. Rahman (2002:39) secara
lebih rinci menjelaskan ruang lingkup materi bimbingan pribadi sebagai berikut.
1. Pemantapan sikap dan kepribadian
yang agamis yang senantiasa mendekatkan diri kepada yang khaliq melalui
peningkatan kualitas iman dan taqwa. Agama menjadi kendali utama dalam
kehidupan manusia.
2. Pemahaman tentang kemampuan dan
potensi diri serta pengembangannya secara optimal. Setiap manusia memiliki
potensi yang luar biasa yang dikembangkan secara optimal dan hanya sedikit
orang yang mau menyadari.
3. Pemahaman tentang bakat dan minat
yang dimiliki serta penyalurannya. Setiap orang memiliki bakat dan minat, namun
hal itu kurang mendapat perhatian sehingga penyaluran dan pengembangannya
kurang optimal.
4. Pemahaman tentang
kelebihan-kelebihan yang dimiliki serta bagaimana mengembangkannya. Setiap
individu punya kelebihan, hal itu yang harus dijadikan sebagai fokus.
5. Pemahaman tentang kekurangan dan
kelemahan yang dimiliki serta bagaimana mengatasinya. Memahami kekurangan diri
mendorong seseorang untuk menyempurnakan diri.
6. Kemampuan mengambil keputusan
serta mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambil. Keberanian
mengambil keputusan secara cepat dan tepat perlu dilatih dan dikembangkan.
7. Perencanaan dan pelaksanaan hidup
sehat, kreatif, dan produktif. Pola hidup dan pola pikir yang sehat akan
menjadikan pribadi yang sehat dan berkualitas.
Aminudin Najib (1997:8) merinci ruang
lingkup bimbingan pribadi menjadi pokok-pokok berikut:
1. Pemantapan
sikap, kebiasaan dan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Memantapkan
pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya.
3. Pemantapan
pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya.
4. Pemantapan
pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha pengentasan /pemecahannya.
5. Pemantapan
kemampuan menerima dan mengarahkan diri.
6. Pemantapan
kemampuan mengambil keputusan.
7. Pemantapan
dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat baik secara rohaniah maupun
jasmaniah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi ini
memuat pokok-pokok sebagai berikut:
1) pemantapan sikap dan
kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME merupakan usaha bantuan yang diberikan dalam hal pembenahan diri terkait
dengan masalah kepercayaan diri dan keyakinan terhadap sang pencipta.
2) Bimbingan pribadi diberikan
guna memberikan pemahaman kepada siswa/klien terhadap kemampuan yang di
milikinya serta potensi-potensi yang ada dalam dirinya untuk dikembangkan guna
menjalankan hidup dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Dan dapat
disimpulkan bahwa ruang lingkup bimbingan pribadi terdiri atas tujuh masalah
yang menyangkut sikap, kekuatan diri, bakat-minat, kelemahan diri, penerimaan
diri, pengambilan keputusan, dan perencanaa serta penyelenggaraan hidup sehat.
F.
Materi Layanan Bimbingan Pribadi
Dalam pelaksanaannya, layanan bimbingan pribadi di
sekolah disesuaikan dengan materi layanan bimbingan dan konseling. Aminudin
Najib (1997) merinci ruang lingkup layanan bimbingan pribadi menjadi
pokok-pokok berikut:
1. Pemantapan
sikap, kebiasaan dan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Memantapkan
pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya.
3. Pemantapan
pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya.
4. Pemantapan
pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha pengentasan /pemecahannya.
5. Pemantapan
kemampuan menerima dan mengarahkan diri.
6. Pemantapan
kemampuan mengambil keputusan.
7. Pemantapan
dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat baik secara rohaniah maupun
jasmaniah.
Prayitno
dkk (1997) menjelaskan materi layanan bimbingan pribadi dibagi beberapa materi
sebagai berikut.
1. Materi layanan bimbingan pribadi dalam layanan
orientasi, meliputi orientasi tentang: (a) fasilitas penunjang ibadah keagamaan
yang ada di sekolah, (b) acara keagamaan yang menunjang pengembangan kegiatan
peribadatan, (c) hak dan kewajiban siswa (termasuk pakaian seragam), (d) bentuk
layanan bimbingan dan konseling dalam membantu siswa mengenal kemampuan, bakat,
minat dan cita-citanya serta usaha mengatasi berbagai permasalahan pribadi yang
ditemui (di rumah, sekolah, dan di masyarakat), (e) fasiltias pelayanan
kesehatan.
2. Materi bimbingan pribadi dalam layanan informasi,
meliputi informasi tentang: (a) tugas-tugas perkembangan masa anak-anak,
khususnya tentang kemampuan dan perkembangan pribadi, (b) perlunya pengembangan
kebiasaan dan sikap dalam keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
(c) usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat serta bentuk-bentuk
pembinaan, pengembanan dan penyalurannya, (d) perlunya hidup sehat dan upaya
melaksanakannya, (e) usaha yang dapat dilakukan melalui bimbingan dan konseling
dalam membantu siswa menghadapi masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
remaja.
3. Materi bimbingan pribadi dalam layanan penempatann/
penyaluran, meliputi tentang: (a) posisi duduk dalam kelas yang sesuai dengan
kondisi fisik dan pribadi siswa, (b) pilihan ketrampilan dan kesenian sesuai
dengan kemampuan, bakat, dan minat, (c) kegiatan ekstra-kurikuler yang dapat
digunakan sebagai penunjang pengembangan kebiasaan dan sikap keagamaan,
kemampuan, bakat, minat, dan cita-cita (seperti kegiatan pramuka, UKS,
kesenian, olahraga).
4. Materi bimbingan pribadi dalam layanan pembelajaran,
meliputi tentang: (a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, (b) pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan, dan
perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri, (c) pengenalan
tentang kekuatan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran dan
pengembangannya, (d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya
penanggulangannya, (e) kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri
sendiri, (f) perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
5. Materi bimbingan pribadi dalam layanan konseling
perorangan, meliputi tentang: (a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (b) pengenalan dan penerimaan perubahan,
pertumbuhan, dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri,
(c) pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran
dan pengembangannya, (d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya
penanggulangannya, (e) kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri,
(f) perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
6. Materi bimbingan pribadi dalam layanan bimbingan
kelompok, meliputi tentang: (a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (b) pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan,
dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri, (c)
pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran dan
pengembangannya, (d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya
penanggulangannya, (e) kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri
sendiri, (f) perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
7. Materi bimbingan pribadi dalam layanan konseling
kelompok, meliputi tentang: (a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (b) pengenalan dan penerimaan perubahan,
pertumbuhan, dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri,
(c) pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran
dan pengembangannya, (d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya
penanggulangannya, (e) kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri,
(f) perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa
materi layanan bimbingan pribadi di sekolah diterapkan dalam tujuh jenis
layanan dan empat kegiatan pendukung kegiatan bimbingan dan konseling.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan selesainya makalah
kami, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1) Bimbingan pribadi adalah salah satu
kegiatan layanan bimbingan untuk siswa agar dapat mengembangkan dirinya
sehingga mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki
untuk membantu konseling atau siswa dalam memahami keadaan dirinya baik fisik
maupun psikis, memahami akan makna diri sebagai makhluk Tuhan serta pemahaman
akan segala kelebihan dan potensi diri yang dimiliki demi tercapainya kualitas
hidup yang lebih baik.
2)
Menurut Surya dan Winkel (1991), aspek-aspek persoalan
individu yang membutuhkan layanan bimbingan pribadi adalah: (a) kemampuan
individu memahami dirinya sendiri, (b) kemampuan individu mengambil keputusan
sendiri, (c) kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut keadaan
batinnya sendiri, misalnya persoalan-persoalan yang menyangkut hubungannya
dengan Tuhan.
3) Tujuan
bimbingan pribadi ialah : bimbingan pribadi bisa diarahkan juga untuk membantu
seseorang dalam memahami keadaan dirinya, baik kekurangan maupun kelebihan atau
potensi-potensi yang bisa dikembangkan untuk mencapai kualitas hidup yang lebih
baik dan membantu anak didik agar dapat menguasai tugas-tugas perkembangan sesuai
dengan tahap perkembangannya secara optimal.
B. Saran-saran
Adapun saran dapat kami sampaikan
kepada pembaca, dan masyarakat yaitu makalah kami masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kami meminta kepada para pembaca untuk menyempurnakan isi, bahan
dan masih banyak lagi hal-hal yang lainnya dan semoga makalah kami bisa
bermamfaat di masyarakat guna menambah ilmu pengetahuan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Tohirin. (2007). Bimbingan
dan Konseling di Sekolah Dan Madrasah (berbasis integrasi). Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar